Profil Inspiratif Mahendra Agakhan Thohir: Sukses Bukan Karena Warisan, Tapi Perjuangan!
![]() |
| Profil Inspiratif Mahendra Agakhan Thohir |
Apakah rekan muda pernah mendengar nama Mahendra Agakhan Thohir?
Atau yang lebih akrab dikenal sebagai Aga Thohir, putra sulung dari Erick Thohir, Menteri BUMN sekaligus pengusaha nasional.
Nama besar itu, tentu saja, bukan sesuatu yang asing.
Namun, perjalanan Aga bukan kisah tentang kemewahan yang diwariskan.
Ini adalah kisah tentang pendidikan karakter, kedisiplinan sejak kecil, dan keberanian seorang anak untuk menolak berjalan di bawah bayang-bayang nama ayahnya.
Latar Belakang dan Nilai Didikan Keluarga
Lahir dan tumbuh di keluarga konglomerat, banyak orang mengira hidup Aga telah “diatur dan disiapkan”.
Tapi Erick Thohir punya prinsip yang berbeda dalam mendidik anak-anaknya.
Di rumah, aturan itu jelas:
Apa yang kamu inginkan, kamu perjuangkan sendiri.
Tidak semua kemauan anak langsung dipenuhi.
Bukan karena pelit, tetapi karena ayahnya ingin anak-anaknya tumbuh dengan karakter, bukan hanya fasilitas.
Dan dari situlah kemandirian itu tumbuh —
bukan lahir dari kekurangan, tetapi dari pendidikan sikap dan mentalitas hidup.
Belajar Memimpin Sejak Usia Muda
Titik besar perjalanan Aga muncul pada tahun 2021, ketika ia didapuk sebagai:
Presiden Komisaris Persis Solo, bersama Kaesang Pangarep.
Saat itu, usianya baru 22 tahun.
Publik ramai membicarakannya.
Ada yang percaya pada kapasitasnya.
Ada pula yang meremehkan dan mencibir.
Tapi Aga tidak menjawab dengan klarifikasi atau pembelaan.
Ia memilih menjawab dengan kerja.
Ia hadir bukan untuk menempel pada nama ayahnya,
melainkan membawa visi baru anak muda dalam memajukan sepak bola dan industri olahraga lokal.
Dan sejak langkah itu, banyak orang mulai menyadari:
Aga tidak main-main. Ia sungguh datang untuk membangun.
Merintis Jejak Bisnisnya Sendiri
Pilihan karier yang ia tempuh juga menunjukkan arah pemikiran jangka jauh, bukan sekadar ikut-ikutan.
1. Co-Founder IndoAgro (2019)
Sebuah perusahaan yang bergerak di sektor pertanian—bidang yang jarang dipandang glamor, namun sangat penting bagi masa depan ketahanan pangan Indonesia.
Keputusan ini menunjukkan bahwa Aga melihat nilai, bukan hanya keuntungan.
2. Partner di GoTo Group
Keterlibatannya dalam perusahaan teknologi besar ini memperlihatkan kemampuan membaca arah ekonomi digital dan transformasi zaman.
3. Investment Analyst di Northstar Group (2022–sekarang)
Alih-alih langsung duduk di kursi direksi, Aga memilih mulai dari bawah, mempelajari sistem bisnis global dari perspektif profesional.
Ia tidak meminta posisi. Ia membangunnya!
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kisah Aga?
Aga mengingatkan kita bahwa:
-
Privilege tidak menjamin kedewasaan.
-
Nama besar tidak otomatis menghasilkan karakter.
-
Kesuksesan bukan warisan — ia hasil dari kerja dan pilihan.
Yang membuat perjalanan Aga istimewa bukanlah tempat ia lahir,
melainkan cara ia memilih melangkah.
Ia tidak ingin dikenal sebagai “anak Erick Thohir”.
Ia ingin dikenal sebagai Aga Thohir, dengan cerita dan pencapaian versi dirinya sendiri.
Penutup
Perjalanan Aga masih panjang.
Namun dari langkah-langkah yang ia ambil, satu hal jelas:
Kesuksesan bukan hanya milik mereka yang memiliki fasilitas, tetapi milik mereka yang berani belajar, bekerja, dan bertahan.
Semoga cerita ini menjadi pengingat:
Untuk menjadi besar, kita tidak perlu mewarisi tahta.
Kita hanya perlu mewarisi tekad.
Nonton: Video Inspiratif "Mahendra Agakhan Thohir Anak Sulung Erick Thohir"
%20(1).png)
Posting Komentar untuk "Profil Inspiratif Mahendra Agakhan Thohir: Sukses Bukan Karena Warisan, Tapi Perjuangan!"